BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini mudah sekali ditemukan di sekitar kawasan Afrika. Tetapi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman ini, pemanfaatan lidah buaya sudah berkembang sebagai bahan baku industry farmasi dan kosmetika, dan juga sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan terutama.
Di Indonesia, tumbuhan lidah buaya ini pun sudah berkembang menjadi bahan makanan dan minuman. Pemanfaatan yang sekarang sudah banyak digunakan itu karena pada tumbuhan lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali vitamin D. Vitamin- vitamin yang terkandung dalam tumbuhan tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh yaitu vitamin A, B1,B2, B3, B12, C, E, choline, inositol dan folat acid dan juga terdapat kandungan mineral antara lain terdiri dari: calcium (Ca), magnesium (Mg), potasium (K), sodium (Na), ferrit (Fe),zinc (Zn), dan cromium (Cr).
Beberapa unsur vitamin dan mineral tersebut dapat berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami, seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E, magnesium, dan zinc. Kandungan asam aminonya antara lain terdiri dari lisin,histidin, arginin, asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, glisin, alannin, sistin,valin, metionin, isoleusin, tirosin, fenilalanin, leusin, dan prolin. Kandungan enzimnya antara lain enzim amylase, catalase, cellulase, dan carboxypeptidase.
Bagian-bagian dari tanaman lidah buaya yang umum dimanfaatkan adalah :
a. daun, yang dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun dalam bentuk ekstrak,
b. eksudat (getah daun yang keluar bila dipotong, berasa pahit dan kental),secara tradisional biasanya digunakan langsung untuk pemeliharaan rambut,penyembuhan luka, dan sebagainya, dan
c. gel (bagian berlendir yang diperoleh dengan menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan), tersusun oleh 96% air dan 4% padatan yang terdiri dari 75 komponen senyawa berkhasiat. Bersifat mendinginkan dan mudah rusak karena oksidasi, sehingga dibutuhkan proses pengolahan lebih lanjut agar diperoleh gel yang stabil dan tahan lama.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian mengenai pembuatan “Keripik Lidah Buaya” adalah sebagai berikut :
1) Keripik lidah buaya dapat dikenal dan dijadikan sebagai makanan ringan yang mampu menyuplai kebutuhan gizi tubuh.
2) Membuat varian makanan ringan kesehatan baru yaitu keripik lidah buaya sebagai pelengkap makanan camilan sehari-hari.
3) Terciptanya wirausaha baru.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan bisa diperoleh bagi para pembaca dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bidang ekonomi
1) Menjadi peluang mahasiswa untuk membuka wirausaha.
2) Menjadi sumber penghasilan bagi petani lidah buaya.
3) Menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar tempat produksi.
b. Bidang Kesehatan
1) Mengurangi resiko terkena penyakit karena kandungan zat-zatnya dapat memenuhi kebutuhan gizi tubuh manusia.
2) Tidak mengandung efek samping yang berbahaya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Sekarang ini, Kota Surakarta didominasi pasar tradisional yang sampai saat ini tetap diminati masyarakat terutama untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, baik bahan mentah maupun bahan siap saji. Seperti halnya kerupuk yang sampai saat ini masih digemari masyarakat kota Surakarta baik sebagai lauk pauk maupun camilan biasa. Hal ini juga didorong oleh pemasaran kerupuk yang sangat baik dan merata, sehingga mudah didapat di lingkungan konsumen seperti di warung makan dan toko-toko kecil
Disamping harga kerupuk yang relatif murah, kerupuk juga mengandung hidrat arang per 100 gram yaitu antara 85,81 gram sampai 74,46 gram dan kandungan protein per 100 gram adalah 0,03 gram sampai 8,9 gram. Kadar lemak setelah di goreng meningkat 20 sampai 30 kali. Namun pada pembuatannya, kerupuk dicampur dengan garam bleng yang bisa memberi dampak negatif bagi tubuh.
Oleh karena itu, kami membuat sebuah produk makanan ringan dengan bahan dasar lidah buaya menjadi keripik yang proses pembuatannya tidak menggunakan garam bleng, mempunyai kadar lemak yang rendah yaitu 0,067% per 100 gram (unisri.ac.id) sehingga cocok untuk semua golongan usia, terlebih untuk orang-orang yang sedang melakukan program diet, serta dengan harga jual yang relatif murah.
Untuk lebih mudah dan menarik dalam penggunaan lidah buaya yang mempunyai banyak manfaat ini, maka lidah buaya dikemas menjadi sebuah produk makanan ringan yang enak dan gurih, yaitu berupa keripik. Selain itu, keripik ini mempunyai khasiat yang dapat menyembuhkan penyakit diabetes dan jantung.Sehingga setiap orang dapat memenuhi kebutuhan zat-zat aktif yang diperlukan tubuhnya kapanpun dan dimanapun dengan cara yang praktis dan sehat hanya dengan mengkonsumsi makanan ringan ini.
Desakan untuk memperkenalkan lidah buaya sebagai bahan makanan yang memiliki kadar nilai gizi yang tinggi, memiliki berbagai khasiat dan aman untuk dikonsumsi serta untuk membentuk lapangan kerja baru inilah yang melatarbelakangi pembangunan usaha home industri keripik lidah buaya. Adanya home industri keripik lidah buaya ini dapat dijadikan sebagai peluang usaha baru.
Usaha di atas sangat cocok dengan keadaan kota Surakarta yang mayoritas penghasilan masyarakatnya diperoleh dari bercocok tanam dan berdagang. Apalagi pertumbuhan penduduk kota Surakarta tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang memadai. Hal ini menyebabkan banyaknya penduduk kota Surakarta yang masih menganggur. Surakarta merupakan suatu kota yang berada dalam lingkup Provinsi Jawa Tengah, luas wilayahnya 44,04 km² dengan jumlah penduduk 534.540 jiwa. Tambahan lapangan pekerjaan yang ada tidak mampu mengimbangi jumlah pencari kerja. Oleh karena itu, diperlukan inovasi-inovasi pembentukan usaha baru baik dalam bentuk skala pabrik maupun home industri sebagai penunjang terbentuknya lapangan kerja baru guna mengurangi masalah pengangguran tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
\
Metode yg digunakan dalam penulisan ini adalah metode secara langsung. Metode ini mengkaji berbagai referensi tentang kripik lidah buaya
BAB IV
PEMBAHASAN
Cara pembuatan keripik lidah buaya ini mudah. Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat “Keripik Lidah Buaya” ini adalah sebagai berikut :
1) Pengupasan kulit luar, Lidah buaya yang masih segar dikupas kulit luarnya menggunakan pisau lalu lender(gel) yang ada didalamnya diambil dan dibersihkan sampai bagian dalamnya kesat.
2) Pengecilan ukuran, Gel bagian dalam diiris tipis dengan ukuran 3 cm x 3 cm x 0,2 cm.
3) Pengeringan, Pengeringan gel lidah buaya dilakukan se cara konvensional menggunakan sinar matahari selama 4-6 jam (sampai kering)
4) Pembuatan adonan, setelah gel lidah buaya sudah kering, bahan tersebut dibalut dengan adonan yang terdiri dari campuran terigu dan telur agak teksturnya menjadi lebih crispy.
5) Penggorengan, proses ini dilakukan dengan cara deep frying
6) Pemberian cita rasa, keripik lidah buaya yang sudah digoreng dicampur dengan flavour aneka rasa. Rasa yang akan ditambahkan yaitu jagung bakar, barbeque dan ayam bakar.
7) Pengemasan, proses ini dilakukan dengan kemasan plastik yang dilapisi dengan aluminium. Selain itu juga akan diberi label berupa stiker dengan merk Kelabu. Berat netto perkemasan ialah 200 gram.
BAB V
KESIMPULAN
dari data hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa
1) Keripik lidah buaya dapat dikenal dan dijadikan sebagai makanan ringan yang mampu menyuplai kebutuhan gizi tubuh.
2) Membuat varian makanan ringan kesehatan baru yaitu keripik lidah buaya sebagai pelengkap makanan camilan sehari-hari.
3) Terciptanya wirausaha baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar